
cover image by しろくてしろい
Kita setiap hari terombang-ambing dalam lautan konten digital. Membedakan antara yang benar dan yang salah tentu tidak mudah. Informasi yang tersebar di internet dan web ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Mengambil kembali gambar palsu yang sudah tersebar sepenuhnya sangat sulit.
Membedakan 'Kebenaran' di Lautan Digital
Dalam konteks ini, Sony mengumumkan pembaruan firmware terbaru yang mendukung standar sebagai 'Solusi Kamera Autentik' untuk lembaga berita. Ini adalah contoh bagaimana perusahaan berinovasi dalam menangani masalah gambar palsu.
Bagaimana Standar C2PA Terhubung dengan Kehidupan Kita
Organisasi (Coalition for Content Provenance and Authenticity) didirikan pada tahun 2021 untuk mengatasi penyalahgunaan 'deepfake' yang sering kita dengar akhir-akhir ini. melibatkan raksasa teknologi seperti , , , , , dan .
Gambar palsu yang terlalu realistis dapat dibuat, dan penyalahgunaannya menjadi masalah besar. Penyebaran hoaks politik, misalnya, memiliki dampak yang signifikan. Untuk mengatasi hal ini, bekerja menyusun fungsi dan spesifikasi teknis untuk mencatat riwayat konten digital.
Menerbitkan Tanda Tangan Digital untuk Foto
Kamera digital profesional Sony 'α1', 'α7S III', dan 'α7 IV' telah diperbarui sesuai dengan standar C2PA. Dengan pembaruan ini, metadata yang mencatat 'di mana', 'kapan', dan 'siapa' yang mengambil gambar disimpan dan dilindungi dengan tanda tangan digital. Artinya, sertifikat digital yang membuktikan keaslian gambar diterbitkan langsung dari kamera. Catatan ini memainkan peran penting dalam menjaga kepercayaan berita.
Teknologi AI untuk menghasilkan gambar berkembang dengan kecepatan yang mengesankan. Seiring dengan kemajuan teknologi ini, standar dan aturan baru sedang dibentuk. Dengan aturan baru ini, kita sebagai konsumen dapat memperoleh petunjuk untuk membedakan apakah yang kita lihat adalah asli atau tidak.