magazine
2024.09.03

Foto Bulan dengan Smartphone: Keajaiban Gambar atau Kekurangan Realitas? | Release #9

2023-07-moon-shot-by-smartphone-cover-image

Diskusi Menarik dari Pertanyaan 'Apa Itu Fotografi?'

Seberapa jauh kamera smartphone dapat menangkap detail bulan?

Memulai dari pertanyaan mendalam 'Apa Itu Fotografi?' oleh Youtuber terkenal MKBHD, Marques Brownlee, diskusi ini berkembang menjadi sangat menarik.

2023-07-moon-shot-by-smartphone-image-3

©︎ Marques Brownlee

Interpretasi Buatan yang Dibawa oleh Perangkat Lunak AI

Mari kita mulai dengan memikirkan bagaimana kamera film hitam putih awal bekerja. Cahaya yang melewati subjek diproyeksikan ke film, meninggalkan jejak cahaya, dan itulah yang disebut foto. Sekarang, kembali ke masa kini, lihat wawancara Marques Brownlee di YouTube dengan juru bicara smartphone Samsung.

Juru Bicara Smartphone Samsung

When a user takes a photo of the moon, the AI-based scene optimization technology recognizes the moon as the main object and takes multiple shots for multi-frame composition, after which AI enhances the details of the image quality and colors.(Interviewed by WIRED) Ketika pengguna mengambil foto bulan, teknologi optimisasi adegan berbasis AI mengenali bulan sebagai objek utama dan mengambil beberapa bidikan untuk komposisi multi-bingkai, setelah itu AI meningkatkan detail kualitas gambar dan warna.(Diwawancarai oleh WIRED)

Dengan menggabungkan teknologi optik kamera dan perangkat lunak AI, kita dapat mengoptimalkan foto bulan agar lebih jelas dan menonjolkan detail. Ini melampaui batasan optik untuk menampilkan detail bulan.

Namun, secara ketat, optimalisasi gambar oleh pemrosesan AI hanyalah salah satu bentuk ekspresi foto dan tidak sepenuhnya mereproduksi tampilan bulan yang sebenarnya. Kombinasi kamera dan AI dapat membuat foto bulan menjadi lebih indah dan detail, tetapi itu tetap merupakan interpretasi buatan yang dipengaruhi oleh subjektivitas individu.

Kesimpulannya, berdasarkan optik saja, saat memotret bulan, kita perlu memastikan pencahayaan yang cukup dan eksposur yang tepat, tetapi apakah sensor smartphone memiliki kinerja teknis sebagai 'kamera' dibandingkan dengan kamera terbaru masih belum diketahui. Di masa depan, dengan perkembangan kinerja kamera smartphone, kemungkinan foto yang lebih realistis secara optik dapat muncul.

Sebagai catatan tambahan, ketika orang Jepang melihat bulan yang indah di langit malam, mereka mengatakan 'Bulan itu indah' dan mengarahkan kamera smartphone ke langit. Memikirkan lebih dalam tentang realitas foto yang dihasilkan bisa menjadi kesempatan baik untuk mempertimbangkan kembali arti kata 'fotografi' yang ambigu. Namun, menurut pendapat pribadi saya, yang lebih penting adalah niat untuk mencoba memotret bulan yang indah.