Media sosial yang kita gunakan sehari-hari memiliki tim moderator manusia dan AI yang bekerja di belakang layar untuk menghapus konten berbahaya. Namun, pekerjaan ini sangat berat dan berdampak serius pada kesehatan mental mereka.
Kali ini, kita akan mengeksplorasi kondisi para moderator, batasan teknologi AI, dan potensi masa depan.
Moderator Menghadapi Realitas yang Berat
Di platform seperti dan , konten berbahaya yang melibatkan kekerasan atau pelecehan anak diunggah setiap hari. AI melakukan penyaringan awal, tetapi sering kali keputusan akhir ada di tangan moderator manusia. Akibatnya, banyak dari mereka mengalami trauma mental.
Pada tahun 2020, memberikan kompensasi sebesar 52 juta dolar kepada moderator yang mengalami kerugian mental, tetapi masalah ini belum terselesaikan. Beberapa mantan moderator telah membentuk serikat pekerja untuk menuntut perbaikan kondisi kerja.
Evolusi Teknologi AI dan Batasannya
AI digunakan untuk menganalisis data dalam jumlah besar dan memfilter postingan berbahaya sebelum dilihat manusia. Namun, ada batasan dalam menilai nuansa dan konteks, sehingga AI saja tidak selalu dapat memberikan respons yang tepat.
Selain itu, tantangan lain adalah pelanggaran kebebasan berbicara akibat penyaringan berlebihan oleh AI dan terlewatnya konten yang tidak pantas. Seorang ahli menyatakan bahwa "kerja sama antara AI dan moderator manusia sangat penting".
Masa Depan dan Tantangan Moderasi
Masa depan moderasi membutuhkan sistem di mana AI dan manusia saling melengkapi kekuatan masing-masing. AI bekerja dengan cepat dan efisien, sementara moderator manusia mempertimbangkan konteks dan elemen emosional dalam pengambilan keputusan. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan ruang online yang aman bagi pengguna.
Selain itu, perbaikan kesehatan mental dan lingkungan kerja moderator juga menjadi tantangan. Pada akhirnya, mungkin diperlukan pendekatan baru yang menggabungkan kekuatan teknologi dan manusia.