magazine
2024.09.04

Melihat Seni AI dari Gambar yang Berpadu dengan Lukisan Van Gogh | Release #47

2023-12-image-mixed-printing-of-van-gogh-cover-image

Di Antara Seni AI dan Hak Cipta

Pada Desember 2021, Ankit Sani mengajukan pendaftaran hak cipta untuk sebuah karya sebagai "fotografi, karya seni dua dimensi". Karya tersebut adalah gambar yang menggunakan AI, terinspirasi dari mahakarya Vincent van Gogh 'Starry Night'. Ankit menggabungkan foto matahari terbenam yang diambilnya dengan 'Starry Night' menggunakan aplikasi AI .

Namun, Kantor Hak Cipta AS menolak aplikasi tersebut karena kurangnya kreativitas manusia. Keputusan ini memicu diskusi tentang posisi seni AI dalam hukum hak cipta.

Status Hukum Hak Cipta Seni AI

Masalah hak cipta seni AI menunjukkan kesenjangan antara evolusi teknologi dan adaptasi hukum. Hukum hak cipta secara tradisional melindungi karya berdasarkan kreativitas manusia, tetapi dalam kasus karya seni yang dibuat oleh AI, definisi ini menjadi kabur.

Dari kasus ini, Ankit menegaskan bahwa foto matahari terbenam dan 'Starry Night' digabungkan dengan keterlibatan AI yang jelas. Foto matahari terbenam adalah orisinalnya, dan dia menginstruksikan AI untuk "mengubah warna, bentuk, dan gaya dengan cara tertentu".

Namun, Kantor Hak Cipta AS berulang kali menolak aplikasi pendaftaran hak cipta dengan alasan "kurangnya kreativitas manusia yang diperlukan". Terhadap klaim bahwa ada sebagian kreativitas manusia yang dimasukkan, kantor tersebut menyatakan bahwa "kreativitas manusia ini tidak dapat dibedakan atau dipisahkan dari hasil akhir yang dihasilkan oleh program komputer".

Lebih lanjut, mereka menyatakan bahwa "yang baru diciptakan bukanlah hasil dari Ankit atau pencipta lainnya, melainkan dihasilkan oleh aplikasi AI ," dan menyimpulkan bahwa kreativitas turunan tidak dapat didaftarkan karena bukan hasil dari kreativitas manusia.

Perubahan Kebijakan Global

Tantangan terkait AI dan hak cipta tidak hanya terbatas di AS, tetapi juga terlihat jelas di dalam negeri. Pada 20 November 2023, Badan Kebudayaan Jepang mengumumkan konsep awal "Pendekatan terhadap AI dan Hak Cipta" di tengah kekhawatiran pelanggaran hak cipta oleh AI yang mempelajari artikel atau data gambar tanpa izin. Pada bulan yang sama, Dewan Uni Eropa dan Parlemen Eropa mencapai kesepakatan tentang undang-undang AI pertama di dunia untuk mendorong pengembangan dan penyebaran AI yang aman dan dapat diandalkan.

Untuk menetapkan batas yang jelas antara kreativitas manusia dan AI dalam hak cipta, diskusi lebih lanjut berdasarkan berbagai kasus di seluruh dunia perlu terus berlanjut. Mari kita perhatikan tren terbaru di bidang yang terus berkembang ini.